aku tak pernah membasuh wajahku dalam beningnya arah
utara mengayun di kebisuan tuna
wicara pada hari dingin
selendangmu masih terpaut di sampanku
sampan yang hampir patah di tengah
jalanku di lautan ini adalah bongkahan rindu
pada kosong
aku tak memalingkan wajahku pada arah
kecuali barat yang menepuk
pendengaranku dikala waktu sudah melaju
nafasku masih ada dijemarimu
yang katup seperti bunga pemakan serangga
atau kita sedang bersandiwara?
ahhh
metafora berlebihan, utara